Minggu, 10 Mei 2009

Mengenal Nama Syekh Siti Jenar 1

Syekh Siti Jenar (829-923 H/1348-1439C/1426-1517 M) , memiliki banyak nama :
San Ali (nama kecil pemberian
orangtua angkatnya, bukan Hasan Ali Anshar seperti banyak ditulis orang); Syekh
‘Abdul Jalil (nama yg diperoleh di Malaka, setelah menjadi ulama penyebar
Islam di sana); Syekh Jabaranta (nama yg dikenal di Palembang, Sumatera
dan daratan Malaka); Prabu Satmata (Gusti yg nampak oleh mata; nama yg
muncul dari keadaan kasyf atau mabuk spiritual; juga nama yg
diperkenalkan kepada murid dan pengikutnya); Syekh Lemah Abang atau
Lemah Bang (gelar yg diberikan masyarakat Lemah Abang, suatu komunitas dan
kampung model yg dipelopori Syekh Siti Jenar; melawan hegemoni kerajaan. Wajar
jika orang Cirebon tidak mengenal nama Syekh Siti Jenar, sebab di Cirebon nama
yg populer adalah Syekh Lemah Abang); Syekh Siti Jenar (nama filosofis
yg mengambarkan ajarannya tentang sangkan-paran, bahwa manusia secara biologis
hanya diciptakan dari sekedar tanah merah dan selebihnya adalah roh Allah; juga
nama yg dilekatkan oleh Sunan Bonang ketika memperkenalkannya kepada Dewan
Wali, pada kehadirannya di Jawa Tengah/Demak; juga nama Babad Cirebon); Syekh
Nurjati atau Pangran Panjunan atau Sunan Sasmita (nama dalam Babad Cirebon,
S.Z. Hadisutjipto); Syekh Siti Bang, serta Syekh Siti Brit; Syekh
Siti Luhung (nama-nama yg diberikan masyarakat Jawa Tengahan); Sunan
Kajenar (dalam sastra Islam-Jawa versi Surakarta baru, era R.Ng. Ranggawarsita
[1802-1873]); Syekh Wali Lanang Sejati; Syekh Jati Mulya; dan Syekh
Sunyata Jatimurti Susuhunan ing Lemah Abang. Siti Jenar lebih menunjukkan sebagai simbolisme. Ajaran utama Syekh Siti Jenar yakni ilmu kasampurnan, ilmu sangkan-paran ing
dumadi, asal muasal kejadian manusia, secara biologis diciptakan dari tanah
merah saja yg berfungsi sebagai wadah (tempat) persemayaman roh selama di dunia ini. Sehingga
jasad manusia tidak kekal akan membusuk kembali ketanah. Selebihnya adalah roh
Allah, yg setelah kemusnahan raganya akan menyatu kembali dengan keabadian. Ia
di sebut manungsa sebagai bentuk “manunggaling rasa” (menyatu rasa ke
dalam Tuhan). Dan karena surga serta neraka itu adalah untuk
derajad fisik maka keberadaan surga dan neraka adalah di dunia ini, sesuai
pernyataan populer bahwa dunia adalah penjara bagi orang mukmin. Menurut Syekh
Siti Jenar, dunia adalah neraka bagi orang yg menyatu-padu dgn Tuhan. Setelah
meninggal ia terbebas dari belenggu wadag-nya dan bebas bersatu dgn Tuhan. Di
dunia manunggalnya hamba dgn Tuhan sering terhalang oleh badan biologis yg
disertai nafsu-nafsunya. Itulah inti makna nama Syekh Siti Jenar.

Asal Usul Syekh Siti Jenar
Syekh Siti Jenar lahir sekitar tahun 829 H/1348 C/1426 M (Serat She Siti Jenar Ki Sasrawijaya; Atja, Purwaka Tjaruban Nagari
(Sedjarah Muladjadi Keradjan Tjirebon), Ikatan Karyawan Museum, Jakarta,
1972; P.S. Sulendraningrat, Purwaka Tjaruban Nagari, Bhatara, Jakarta, 1972; H.
Boedenani, Sejarah Sriwijaya, Terate, Bandung, 1976; Agus Sunyoto, Suluk
Abdul Jalil Perjalanan Rohani Syaikh Syekh Siti Jenar dan Sang Pembaharu,
LkiS, yogyakarta, 2003-2004; Sartono Kartodirjo dkk, [i]Sejarah Nasional
Indonesia, Depdikbud, Jakarta, 1976; Babad Banten; Olthof, W.L., Babad Tanah
Djawi. In Proza Javaansche Geschiedenis, ‘s-Gravenhage, M.Nijhoff, 1941;
raffles, Th.S., The History of Java, 2 vol, 1817), dilingkungan
Pakuwuan Caruban, pusat kota Caruban larang
waktu itu, yg sekarang lebih dikenal sebagai Astana japura, sebelah tenggara Cirebon.Suatu lingkungan
yg multi-etnis, multi-bahasa dan sebagai titik temu kebudayaan serta peradaban
berbagai suku.

Selama ini, silsilah Syekh Siti Jenar masih sangat kabur. Kekurangjelasan
asal-usul ini juga sama dgn kegelapan tahun kehidupan Syekh Siti Jenar sebagai
manusia sejarah.Pengaburan tentang silsilah, keluarga dan ajaran Beliau yg dilakukan oleh
penguasa muslim pada abad ke-16 hingga akhir abad ke-17. Penguasa merasa perlu
untuk “mengubur” segala yg berbau Syekh Siti Jenar akibat popularitasnya di
masyarakat yg mengalahkan dewan ulama serta ajaran resmi yg diakui Kerajaan
Islam waktu itu. Hal ini kemudian menjadi latar belakang munculnya kisah bahwa
Syekh Siti Jenar berasal dari cacing.Dalam sebuah naskah klasik, cerita yg masih sangat populer
tersebut dibantah secara tegas,

“Wondene kacariyos yen Lemahbang punika asal saking
cacing, punika ded, sajatosipun inggih pancen manungsa darah alit kemawon,
griya ing dhusun Lemahbang.”
[Adapun diceritakan kalau Lemahbang (Syekh
Siti Jenar) itu berasal dari cacing, itu salah. Sebenarnya ia memang manusia
berdarah kecil saja (rakyat jelata), bertempat tinggal di desa Lemah Abang]
Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah, 2002, hlm. 1>

Jadi Syekh Siti Jenar adalah manusia lumrah hanya
memang ia walau berasal dari kalangan bangsawan setelah kembali ke Jawa
menempuh hidup sebagai petani, yg saat itu, dipandang sebagai rakyat kecil oleh
struktur budaya Jawa, disamping sebagai wali penyebar Islam di Tanah Jawa.Syekh Siti Jenar yg memiliki nama kecil San Ali dan kemudian dikenal sebagai Syekh
‘Abdul Jalil
adalah putra seorang ulama asal Malaka, Syekh Datuk Shaleh bin Syekh ‘Isa
‘Alawi bin Ahmadsyah Jamaludin Husain bin Syekh ‘Abdullah Khannuddin bin Syekh
Sayid ‘Abdul Malikal-Qazam. Maulana ‘Abdullah Khannuddin adalah putra Syekh
‘Abdul Malik atau Asamat Khan. Nama terakhir ini adalah seorang Syekh kalangan
‘Alawi kesohor diAhmadabad,India ,yg berasal dari Handramaut.
Qazam adalah sebuah distrik berdekatan dgn kota Tarim di Hadramaut.Syekh ‘Abdul Malik adalah putra Syekh ‘Alawi, salah satu keluarga utama
keturunan ulama terkenal Syekh ‘Isa al-Muhajir al-Bashari al-‘Alawi, yg semua
keturunannya bertebaran ke berbagai pelosok dunia, menyiarkan agama Islam.
Syekh ‘Abdul Malik adalah penyebar agama Islam yg bersama keluarganya pindah
dari Tarim ke India. Jika diurut keatas, silsilah Syekh Siti Jenar berpuncak pada Sayidina Husain
bin ‘Ali bin Abi Thalib, menantu Rasulullah. Dari silsilah yg ada,
diketahui pula bahwa ada dua kakek buyutnya yg menjadi mursyid thariqah
Syathariyah di Gujarat yg sangat dihormati, yakni Syekh Abdullah Khannuddin dan
Syekh Ahmadsyah Jalaluddin. Ahmadsyah Jalaluddin setelah dewasa pindah ke
Kamboja dan menjadi penyebar agama Islam disana.
Adapun Syekh Maulana ‘sa atau Syekh Datuk ‘Isa putra Syekh Ahmadsyah kemudian
bermukim di Malaka. Syekh Maulana ‘Isa memiliki dua orang putra, yaitu Syekh
Datuk Ahamad dan Syekh Datuk Shaleh. Ayah Syekh Siti Jenar adalah Syekh Datuk
Shaleh adalah ulama sunni asal Malaka yg kemudian menetap di Cirebon karena
ancaman politik di Kesultanan Malaka yg sedang dilanda kemelut kekuasaan pada
akhir tahun 1424 M, masa transisi kekuasaan Sultan Muhammad Iskandar Syah
kepada Sultan Mudzaffar Syah. Sumber-sumber Malaka dan Palembang menyebut nama Syekh Siti Jenar dgn
sebutan Syekh Jabaranta dan Syekh ‘Abdul Jalil.

Pada akhir tahun 1425, Syekh Datuk Shaleh beserta istrinya sampai di Cirebon dan saat itu,
Syekh Siti Jenar masih berada dalam kandungan ibunya 3 bulan. Di Tanah Caruban
ini, sambil berdagang Syekh Datuk Shaleh memperkuat penyebaran Islam yg sudah
beberapa lama tersiar di seantero bumi Caruban, besama-sama dgn ulama kenamaan
Syekh Datuk Kahfi, putra Syehk Datuk Ahmad. Namun, baru dua bulan di Caruban,
pada tahun awal tahun 1426, Syekh Datuk Shaleh wafat.
Sejak itulah San Ali atau Syekh Siti Jenar kecil diasuh oleh Ki Danusela
serta penasihatnya, Ki Samadullah atau Pangeran Walangsungsang yg sedang
nyantri di Cirebon, dibawah asuhan Syekh datuk Kahfi.Jadi walaupun San Ali adalah keturunan ulama Malaka, dan lebih jauh lagi
keturunan Arab, namun sejak kecil lingkungan hidupnya adalah kultur Cirebon yg saat itu menjadi sebuah kota multikultur, heterogen dan sebagai basis
antarlintas perdagangan dunia waktu itu.
Saat itu Cirebon dgn Padepokan Giri Amparan Jatinya yg diasuh oleh seorang
ulama asal Makkah dan Malaka, Syekh Datuk Kahfi, telah mampu menjadi
salah satu pusat pengajaran Islam, dalam bidang fiqih dan ilmu ‘alat, serta
tasawuf. Sampai usia 20 tahun, San Ali mempelajari berbagai bidang agama Islam
dgn sepenuh hati, disertai dgn pendidikan otodidak bidang spiritual.

Template by : kendhin x-template.blogspot.com